80 TAHUN SUMPAH PEMUDA




Tahun ini tepat 80 tahun kaum muda Indonesia merayakan peristiwa bersejarah mengenai kesadaran akan pentingnya berhimpun dalam satu bangsa, satu nusa, dan satu bahasa, yang bernama Indonesia. Kesadaran ini lahir sebagai antitesis politik Belanda yang memecah-belah sebuah bangsa besar yang hidup di Nusantara. Dengan mengikrarkan sumpah pemuda, sesungguhnya pemuda saat itu menunjukkan kapasitas dan kesiapannya untuk menjadi pemimpin bangsa.

Gagasan sumpah pemuda merupakan narasi besar yang mendorong manusia di Nusantara terbawa arus perubahan yang tak terbendung. Orang-orang yang hidup dengan berbagai bahasa dengan kesadarannya belajar dan mau menggunakan bahasa Indonesia. Narasi besar kaum muda tidak berhenti di situ. Mereka juga mewujudkannya dalam satu langkah besar, yakni deklarasi Indonesia merdeka.

Sejarah mencatat jika pemuda tidak mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mungkin sampai saat ini Indonesia masih terjajah. Indonesia merdeka adalah narasi besar yang hinggap di seluruh sanubari rakyat Indonesia sehingga mereka rela berkorban untuk Indonesia merdeka.

Peran pemuda Indonesia, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan, tidak terbantahkan lagi. Jejak sejarah kaum muda pascakemerdekaan dapat kita lihat misalnya ketika Sudirman menjadi jenderal pertama dan sekaligus panglima di republik ini dalam usia masih sangat muda. Sudirman adalah kaum muda yang telah memimpin pergerakan Indonesia melawan Belanda dengan keberanian, kecerdasan, dan keikhlasan yang luar biasa sehingga pantas jika namanya begitu melegenda.

Dengan prestasi kaum muda Indonesia ini, tidak berlebihan jika Ben Anderson, pengamat politik Indonesia, meyakini sejarah Indonesia adalah sejarah pergerakan kaum muda. Dalam setiap fase sejarah, kepemimpinan kaum muda adalah motor penggerak perubahan zaman. Ben Anderson mengatakan, "Akhirnya saya percaya bahwa watak khas dan arah dari revolusi Indonesia pada permulaannya memang ditentukan oleh kesadaran pemuda ini." Apa yang telah disimpulkan oleh Ben Anderson sedianya cukup bagi kaum muda untuk berani bergerak ke tengah dan berkompetisi merebut kepemimpinan bangsa. Kaum muda memiliki modal sejarah yang sangat besar bagi kelahiran dan pembangunan bangsa.

Pemuda adalah Harapan Bangsa
Dengan kiprahnya yang begitu mempesona dan tak perlu dipertanyakan lagi peranan apa saja yang sudah pemuda lakukan untuk bangsa ini, maka tak pelak lagi tugas besar sebagai Harapan Masa Depan bangsa diberikan kepada pemuda, tapi pertanyaannya sekarang : Apakah Pemuda Indonesia era 2008 masih pantas memegang peran penting ini? Masihkah Generasi muda kita sanggup untuk menyelesaikan tugas besar sebagai tulang punggung bangsa?

Jika melihat fenomena yang hadir di tengah-tengah publik Indonesia saat ini, begitu banyak penyimpangan-penyimpangan telah dilakukan oleh kaum muda dalam mengisi masa mudanya. Dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang sampai free-sex seolah sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada kebanyakan Generasi Muda yang katanya menjadi harapan bangsa. Masih bisakah Pemuda dengan kondisi seperti ini sanggup menjadi harapan bangsa? Jawabannya, jelas tidak mungkin, karena batang yang bengkok tidak mungkin menghasilkan bayangan yang lurus. Begitu pula, moral pemuda yang jauh dari kebenaran tidak mungkin mampu membawa bangsa ini menuju kebangkitan.

Lalu, Apakah semua pemuda Indonesia seperti itu? Tidak! Karena di sisi lain kita masih bisa melihat dan mendengar betapa banyak prestasi yang telah diraih dan ditorehkan oleh kaum muda demi mengharumkan nama Indonesia lewat prestasinya.
Beberapa waktu lalu kita menyaksikan seorang anak penjual rokok telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional dengan menjadi juara catur dunia tahun 2007 di Yunani. Beberapa siswa terbaik kita juga menjadi juara olimpiade fisika. Olahraga juga lebih hebat dengan hadirnya beberapa atlet muda berbakat yang menjuarai beberapa cabang. Itu hanya beberapa contoh kecil bahwa kaum muda Indonesia masih bisa diandalkan, masih bisa menjadi harapan bangsa.

Apalagi bagi seorang pemuda yang bukan hanya pemuda, tetapi seorang pemuda aktivis dakwah. Aktivis Dakwah Kampus. Sungguh sebuah titel yang tidak saja membanggakan, tetapi di balik itu ada sebuah kemuliaan besar dengan disandangnya titel tersebut. Bahwa kita adalah kumpulan orang-orang yang peduli. Bahwa kita adalah orang-orang yang senantiasa berusaha membersihkan diri dari hal-hal yang tidak halal. Bahwa kita adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi lingkungan kita.

Suatu hal yang bertolak belakang memang, di satu sisi moral kaum muda Indonesia dipertanyakan dengan banyaknya kasus narkoba, kekerasan dan free-sex yang menyerang generasi muda tapi di sisi lain lejitan-lejitan prestasi juga banyak ditunjukan oleh Generasi muda Indonesia untuk mengangkat nama bangsa di dunia Internasional.
Mendengar hal ini, seharusnya pemuda menjadi gelisah, karena dengan adanya kegelisahan akan melahirkan satu niatan untuk bangkit dan menyongsong tantangan yang diberikan oleh para pendahulu kita. Kaum muda Indonesia perlu berkaca pada keberanian John Tyler Hammons, ketika ia datang ke tengah masyarakatnya dan menawarkan diri untuk memimpin mereka. John mahasiswa 19 tahun di Universitas Oklahoma mampu memenangi 70 persen suara dan mengalahkan calon lain yang berusia lebih tua darinya. Seorang Pemuda menjadi Pemimpin bukan hal yang tidak mungkin, karena sejarah dengan jelas telah membuktikannya.

Saatnya Kita Menjawab Tantangan.
Sudah waktunya bagi kita belajar dari sejarah, bahwa setiap perubahan berawal dari peran seorang pemuda. Benahi moral pemuda!!!
“Jawab tantangan dengan dukungan” Begitu kata salah seorang srikandi muda bulutangkis Indonesia yang menjadi tunggal puteri terbaik nasional dan berhasil merebut medali perunggu di Olimpiade Beijing Agustus 2008 lalu.

Peran pemuda itu luas, jangan dikotakkan hanya pada satu sektor saja. Seorang pemuda tidak harus duduk di kursi kepemimpinan bangsa untuk bisa ikut berperan bagi bangsa ini. Tapi jika Anda siap, Kenapa tidak? Jika John Tyler saja bisa, kita juga pasti bisa!!!

Lejitkan prestasi-prestasi baru yang mengangkat nama bangsa di mata dunia, itu juga bisa menjadi pilihan dalam melakoni peran pemuda sebagai Harapan Bangsa. Bahu-membahu dalam mengatasi masalah krisis yang dialami Indonesia sesuai bidang keahlian masing-masing. Menjadi seorang pemuda yang masih memiliki jasmani sehat dan kuat tidak boleh pesimis, harus kreatif dan memiliki semangat pantang menyerah. Karena jika kita yang muda menjadi loyo dan terpengaruh suka bersantai-santai. Al-Hasil, mau dibawa kemana bangsa ini? Padahal katanya: Pemuda adalah Harapan Bangsa.
Jadi, dengan momentum Sumpah Pemuda mari kita kembalikan peranan pokok pemuda bagi bangsa ini. Bersama kita buktikan kita mampu menjadi tulang punggung bangsa. DAN KINI SAATNYA KITA MENJAWAB TANTANGAN!!!

* * *

Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar yang menghujam, mutiara yang indah, atau apapun dirimu .... Karena menjadi apapun kita, itu adalah pilihan. Tapi yang jelas, menjadi apapun akhirnya kita nanti tetaplah menjadi manusia yang hidup. Dimana hakekat kehidupan adalah dapat "BERGUNA".
So, sudahkah kita menjadi pemuda yang "BERGUNA"? Jawabannya ada di tangan anda . . .(ISD)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda