Say No to Plagiatisme

“Hum… hum…. Tugas lagi, tugas lagi, makalah numpuk…. Jadi bingung mau ngerjain yang mana” keluh Nadia sambil mengolak – alik tumpukan buku yang ada di depannya.
“Kenapa repot nad… biar diselesein ama eyang google, beres semenit deh” celoteh Laila dari belakang.
“Maksudnya?”
“Iya… copy paste dong, edit, hehehe, kita musti kreatif tau” Laila nyengir.
“dari hongkong?? Kalo gitu carane mah, malah matiin kreatifitas tau!!” Nadia protes
Melihat sahabatnya yang kebingungan Nadiapun mulai beraksi mengeluarkan jurus mautnya, membuat Laila harus mendengarkan ceramah dari buguru kita satu ini.
“Gini Lel… Plagiat atau yang kamu bilang tadi copy paste thu… bikin kita manja… bikin kita males baca buku di perpustakaan dan draf – draf kemalesan lain. Kebanyakan orang yang ngak paham mengira mereka kreatif dengan keahlian paste – pastean gitu, tapi non… kita dianugerahi akal, akal thu kayak pisau, semakin diasah semakin tajem, copy paste bkin kita kecanduan, menerima info yang kita download mentah – mentah, tanpa pengkajian ulang, ngak semua yang da di internet thu valid lho! Coba, nek pas pakek jurus comot tulisan, biasanya kamu baca teliti dulu ngak ?” Nadia mengambil jeda nafas. Laila hanya geleng – geleng kepala sambil cengar cengir liat sahabatnya serius.
“Lanjut bu guru…” goda Laila.
“ Selain thu, nek kita seenaknya mengklaim tulisan orang lain jadi tulisan kita, banyak madharatnya lho, contoh membentuk karakter ‘pembohong’ pada diri, menjatuhkan reputasi tahu!!, coba bayangin, kamu pas sukses presentasi karya, dapat nobel lagi, trus tiba – tiba da orang yang mengumumkan bahwa yang kamu presentasikan bukan karya aslimu?? What will u do?”
“ lho kan just for makalah doang” protes Laila.
“Iya, ntar kita jadi kebiasaan…. Eh… tapi Nadia ngak nglarang Laila banyak tanya uyut google lagi lho, Nadia Cuma pingin ngingetin aja, jangan menyalah gunakan teknologi aja.
“Trus….” Laila penasaran
“Nek ambil tulisan dari orang lain, cantumin dong, sumber yang valid, banyak tulisan orang lain yang kita bandingkan ngak kan jatuhin tulisan kita kok, tapi ya jangan trus semua tulisan thu kutipan hasil orang lain semuanya, kembangkan idemu sendiri, kamu ngak kalah kretif ma mereka” semangat 45 Nadia keluar.
“Katanya sich…. Plagiat thu dosa lho, selain unsur penipuan, unsur merugikan orang lainpun terakumulasi di dalamnya. Coba produsen musik thu, nek kasetnya dibajak terus, bisa gulung tikar ntar….” Lanjutnya.
“Em… ya, ya…. Say No Plagiat ya…. Ya…. Laila mudeng. Tapi Nad, bukane ni tugas dah 2 minggu yang lalu ngasihe” Laila mulai bosan mendengarkan ceramah Nadia yang panjang lebar, sambil mengarahkan telunjuknya pada tumpukan kertas di depan Nadia.
“Hehe…. Ini salah satu yang bikin menjamurnya budaya plagiat terutama di kalangan akademisi…..”Muka Nadia memerah seketika.
“Nah lho, konsep tawadzun waktunya neng…. Plaining… plaining, INVESTASIKAN WAKTU!!, musti da skala prioritas, biar ngak system ndadak… ndadak gini” Nadia balik komentar.
“Sekarang laila paham…. Konsepnya adalah kejujuran, plaining diri, koreksi tindakan, karena plagiat thu muncul juga dari diri sendiri, imbasnyapun balik ke kita” Laila melanjutkan.
“Betul…. Betul…. Betul….” Nadia cengar – cengir sambil memainkan jemarinya di depan laptop pinknya”.
So, buat temen – temen, PD lah dengan hasil karyamu. Jangan takut ide kita ditertawakan orang lain, bisa saja lho ide yang awalnya kita anggap lucu, wagu bisa mengilhami also melahirkan ide brilian lain tanpa disangka – sangka. Mari kita bersama – sama mengali potensi yang ada, dengan mengerahkan segenap limpahan anugrah yang diberikan ALLAH untuk kita. Now, we teriak …… ALLAHU AKBAR!!! ALLAHU AKBAR.
By Humas LDK 09

TIPS untuk MENGATAKAN “TIDAK”

Pernahkah Anda merasa sulit untuk mengatakan ”tidak” kepada permintaan teman? Apalagi permintaan untuk berbuat yang aneh-aneh, seperti bolos kajian, malas membaca, nonton TV berlama-lama, mengundur waktu untuk mengerjakan sholat hingga taraf berbohong dan mengelabuhi orang. Ternyata, untuk mengatakan ”tidak”– pun ada ilmunya dan ilmu itu dipelajari di ilmu psikologi.
”Assertivitas” yaitu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. So, walaupun kita jelas tahu bahwa itu perbuatan yang jelas merugikan, tapi kita tetap bisa menolaknya dengan teeee..tap menjaga perasaan teman kita. Bagaimana caranya? Let’s chek this out!
1. Tentukan sikap yang pasti, apakah Anda ingin menyetujui atau tidak. Jika Anda belum yakin dengan pilihan Anda, maka Anda bisa minta kesempatan berpikir sampai mendapatkan kepastian. Jika belum jelas dengan apa yang dimintakan pada Anda, bertanyalah untuk mendapatkan kejelasan atau klarifikasi.
2. Berikan penjelasan atas penolakan Anda secara singkat, jelas, dan logis. Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak lain.
3. Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan “tidak” untuk penolakan, dari pada “sepertinya saya kurang setuju..sepertinya saya kurang sependapat...saya kurang bisa.....”
4. Pastikan pula sikap tubuh Anda, juga mengekspresikan atau mencerminkan “bahasa” yang sama dengan pikiran dan verbalisasi Anda...Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun dengan sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum.
5. Gunakan kata-kata “Saya tidak akan....” atau “Saya sudah memutuskan untuk.....” dari pada “Saya sulit....”. Karena kata-kata “saya sudah memutuskan untuk....” lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang Anda tunjukkan.
6. Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak Anda padahal Anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap atau tindakan yang dapat Anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
7. Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang Anda sampaikan (karena Anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang lain)...Sebenarnya, akan lebih baik Anda katakan dengan penuh empati seperti : “ saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu.....tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk ...”
8. Janganlah mudah merasa bersalah ! Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain...atau atas kebahagiaan orang lain, bukan.....
9. Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing.
Praktekkan dan rasakan bedanya!! (disadur dari www.e-psikologi.com/dewasa/assertif )









HUMAS LDK STAIN SURAKARTA


Keluarga Besar LDK STAIN Surakarta mengucapkan:

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1430 H

Semoga Amal Ibadah Kita Diterima-Nya

Manajemen Kebiasaan

Kebiasaan adalah setiap hal yang dilakukan berulang-ulang. Mereka seperti berjalan sendiri dan terkadang kita tidak sanggup untuk mengeremnya. Kebiasaan timbul dari alam bawah sadar kita, yang timbul secara tiba-tiba dan kemudian sering dilakukan (Didik Hermawan). Mari kita baca salah satu cohtoh kebiasaan. Seorang atlit bela diri yang terus melakukan latihan secara rutin sehingga menjadi kebiasaan yang positif untuk profesinya. Maka ketika bertanding, jurus-jurusnya akan keluar dengan reflek untuk menghadapi lawan. Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi kebiasaan, yaitu:
a. Orang Lain
Masih ingat kata-kata ”bertemanlah kepada penjual minyak wangi! Pasti akan terkena harumnya dan jangan berteman dengan tukang pade besi, bisa-bisa kamu terkena apinya”. So, teman biasanya juga menularkan kebiasaannya kepada kita.
b. Lingkungan
Manusia terlahir dalam keadaan fitrah. Akan tetapi lingkungan dapat membentuk karakter seseorang yang hidup di dalamnya. Seiring berjalannya waktu, lingkungan dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman, tetapi bisa juga menjadi seperti serigala garang yang siap memangsa buruannya. Jadi tetap tinggalkan lingkungan yang buruk, supaya kita tidak terperangkap dalam lembah kegelapannya.
c. Diri Sendiri
Manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan Allah. Ia dikarunia kesadaran diri untuk menentukan langkah. Satu hal yang mempengaruhi kebiasaan dari diri sendiri adalah hawa nafsu. Terkadang kita terkekang oleh hawa nafsu yang menipu, tetapi tetaplah melawannya dan jangan pernah menyerah.
Perlu kita ingat beberapa hal ini, sobat.
- Gunakan waktu luangmu sebelum datang masa sempitmu!
- Mulai dari sekarang, kalau tidak kapan lagi?
- Hari ini menentukan masa depanmu, sepuluh atau duapuluh tahun kedepan.
- Kebiasaan yang sering dilakukan akan menghasilkan dampak di masa depan.
Maka seperti kata pepatah ”rawatlah bunga di taman agar esok tak layu”. Mulailah sekarang untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Cara Menghadapi Konflik Batin
1. Just positif thingking with our body and our situation. Masa depanmu di tanganmu sendiri, bukan di tangan orang lain apalagi pejabat.
2. Tulis kebiasaan burukmu, buang kertasnya dan segera wujudkan perbaruan!
3. Sirami hati dengan motivasi, kita bisa dapatkan dari kaset, buku atau inspiring word dari orang-orang hebat, seperti Rasulullah.
4. Lewatkan waktumu bersama orang-orang yang bisa kamu timba ilmunya, hal ini untuk terus menambah kemampuan pribadi kita dan melawan segala godaan yang dihadapi.
5. Lakukan aktifitas pribadi yang dapat menguatkan hati, mungkin dengan tadarus Quran, qiyamul lail, berdzikir kepada Allah dan tetap selalu ingat kepada-Nya dimanapun kita berada, insyaAllah hati menjadi terang, betul?
Selamat mencoba resep ini, semoga kita dapat memilih kebiasaan yang baik untuk kita lakukan dan membuang sedikit-demi sedikit kebiasaan buruk kita. (arb)

Lunturnya Giroh Untuk Mencari Jalan Menuju Allah

Banyaknya peristiwa yang terjadi di awal millenium ke-3 ini patutlah menjadi renungan bagi kita sebagai insan yang beriman. Peristiwa-peristiwa yang akhirnya menjadi tidak kunjung habis karena perdebatan yang tidak menemukan ujungnya. Mulai dari perdebatan kecil antar masyarakat yang akhirnya menjadi perkelahian antar kampung atau suku, perdebatan antar elite politik dalam pemerintahan, hingga perdebatan yang menimbulkan konflik agama.
Perdebatan yang terjadi dalam kalangan Islam sendiri sudah diberikan jalan keluar oleh Allah, seperti firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat: 9,
”Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Pemberi solusi atas segala permasalahan yang dimiliki setiap orang yang beriman akan setiap janji dan siksa-Nya. Jalan Allah adalah memutuskanlah setiap peristiwa dengan seadil-adilnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan kisah sahabat Ali Ibnu Abi Thalib ra. dengan baju besi-nya yang digunakan untuk berjihad di medan perang. Di kala itu baju besi kepunyaannya diakui sebagai milik seorang Yahudi. Berbagai bukti yang ditunjukkan di pengadilan, mengisayratkan bahwa baju besi tersebut adalah milik seorang Yahudi. Walaupun sebenarnya baju besi tersebut memang benar-benar milik Ali, akan tetapi karena bukti-bukti yang ada tidak menunjukkan bahwa baju itu milik Ali, maka beliau menyerahkannya kepada si Yahudi karena menghormati keputusan hakim. Wa al-hasil si Yahudi malah masuk Islam karena terkesan dengan keadilan yang dijunjung tinggi di dalam agama kita ini.
Akan tetapi, masih banyak fenomena pemilihan jalan lain untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan hidup. Misalnya praktek penyuapan, mungkin kita sedang lupa bahwa Rasulullah saw. bersabda bahwa : ”orang yang di suap maupun yang meyuap, keduanya akan masuk neraka”. Kemudian pertikaian, yang akhrinya terjadi fitnah, padahal Allah befirman bahwa: ”fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.”. Penjelasannya adalah fitnah tersebut akan terus melekat pada seseorang sampai ia menemui ajal. Dalam hadits lain, dari Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang suka memfitnah." (Muttafaq Alaihi). Atau mungkin juga kita lupa bahwa Rasulullah saw. pun juga bersabda untuk mengibaratkan bahwa orang yang memfitnah saudaranya adalah seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Lalu apakah kita tidak merasa jijik dengan memakan bangkai?. Dan lebih ditegaskan lagi jika sampai terjadi pembunuhan maka orang yang dibunuh atau yang membunuh akan masuk neraka. Penjelasannya adalah karena mereka memilki niat yang sama untuk membunuh, walau akhirnya memiliki predikat yang berbeda yaitu sebagai yang terbunuh atau membunuh.
Untuk itu pandai-pandailah diri kita sebagai orang yang beriman untuk mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dengan tetap di jalan-Nya. Kobarkan kembali ghiroh (semangat) kita untuk mencari jalan itu walau seberapa sulitnya dan tetap melaluinya walau betapapun terjalnya. (Humas ’09)

Mau berteman dengan semua orang?

Ingin punya banyak teman dan sahabat? semua orang layak untuk mendapatkan teman dan sahabat. Begitu juga antum semua. Hubungan pertemanan dan persahabatan membutuhkan keseriusan dan empati,,kalau dua syarat ini melenceng, antum ga perlu cemas, ada solusinya kok…let’s check this out:
1. Milikilah prinsip berteman karena Allah, karena ciri utama persaudaraan dalam Islam adalah “bertemu dan berpisah hanya karena Allah “.
2. Jangan takut berteman: sudah tidak jamannya lagi untuk malu-malu kucing dalam mencari teman, tak perlu takut untuk berkenalan dan mengenalkan orang. Jika dalam hubungan pertemanan antum pernah jengkel, marah dan trauma terhadap seseorang maka tidak pantas hal itu menjadi penghalang untuk terus berteman. Karena memulai lagi hubungan akan tambah sulit. Makanya segera buang pengalaman buruk masa lalu dan segera cari teman baru!
3. Dapat menempatkan diri: dalam segala hubungan ada sifat “give and take” atau memberi dan menerima. Pemberian dan permintaan kita kepada teman harus kita sesuaikan dengan kemampuan diri kita sendiri dan teman kita. Dengan kata lain jangan minta yang aneh-aneh kepada teman, hal ini dapat menimbulkan efek samping renggangnya hubungan pertemanan.
4. Berpikir realistis dan positif: siapaun pasti punya harapan yang ingin dicapai dalam hubungan yang dibina. Cobalah untuk mengetahui apa yang antum harapkan dari pertemanan dan sadari apa yang akan tejadi.
5. Jangan mengekang: banyak orang ingin menjadikan seseorang hanya boleh berhubungan dengan dirinya sendiri bahkan dalam pertemanan. Hal ini merupakan pantangan utama. Bawalah orang ke dalam hidup antum untuk memenuhi keinginan, memberi dukungan dan bantuan kepada antum tanpa mengganggu privasinya.
Semoga bermanfaat bagi antum yang ingin hidup penuh dengan barakah karena ukhuwah dan tetap semangat berteman!

Kepemimpinan Rasulullah Dalam Peristiwa Hunain


Syawal yang mulia memang merupakan bulan kemenangan bagi kaum muslimin. Jika kita kembali menapaki shirah Rasulullah, kita akan menemukan satu peristiwa kemenangan umat Islam terhadap kaum kafir yaitu dalam peristiwa perang Hunain. Tepatnya pada bulan syawal tahun 8 H. Ketika para kafir di luar Makkah mendengar peristiwa Fath Makkah (Ramadhan 8 H), maka Malik bin Aif Annadhary berkumpul bersama kelompok kafir Hawazin dan Tsaqif untuk berpadu melawan muslimin sebagai pembalasan atas kejadian tersebut. Rasulullah saw pun kemudian keluar menuju medan Hunain pada tanggal 6 syawal bersama 12.000 muslimin.

Pasukan kafir telah menyiapkan perangkap licik atas muslimin. Ketika pasukan muslimin sampai di medan Hunain, mereka tak melihat seorangpun, namun secara tiba-tiba keluarlah ribuan pasukan musyrik dari balik batu, celah-celah bukit dan tanah. Mereka menghujani pasukan muslimin dengan ribuan panah. Pasukan muslimin berhamburan menghindari serangan panah dan mereka meninggalkan shaf, maka disaat yang genting itu Rasulullah saw berteriak dengan kerasnya: “Berkumpullah padaku wahai para muslim! Aku Muhammad keturunan Abdulmuttali!”, seruan ini tidak lain agar menyatukan kembali semangat muslimin Namun karena kacau balaunya keadaan maka sebagian besar muslimin tak sempat mendengarkan komando tersebut hingga hanya tersisa sekitar 120 orang saja dari Muhajirin dan Anshar. Diantara mereka adalah para sahabat besar dan ahlubait Rasulullah yaitu Abu Bakar Ashhidiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abbas bin Abdulmuttalib yang terus mengitari Rasulullah untuk melindungi beliau. Melihat keadaan itu maka Rasulullah bukanlah menghindari serangan musuh yang akan tertuju kepada beliau, namun beliau justru maju menyerang musuh seraya berkata:” Aku nabi yang tak berdusta…, aku keturunan Abdulmuttalib!”. Maka perbuatan Rasulullah ini mengembalikan semangat mereka yang terpecah pelah, hingga sedikit demi sedikit mereka mulai kembali ke shaf dan berpadu kembali.hingga peperangan berakhir dengan kemenangan pasukan muslimin.

Sekembalinya dari perang Hunain, Rasulullah membagi-bagi ghanimah kepada banyak muslimin, terkecuali Anshar. Maka ada beberapa kaum Anshar yang berkata:” jika dalam kesulitan kamilah yang dipanggil, namun saat pembagian ghanimah kami tidak diberi”. Ketika ucapan ini sampai kepada Rasulullah, maka beliau mengumpulkan kaum Anshar, seraya bekata:” Aku berikan dunia untuk mereka, dan Aku berikan diriku untuk kalian wahai kaum Anshar, cukuplah diriku ini yang kuberikan untuk kalian..? mereka pulang membawa harta sedangkan kalian kalian pulang mendapatkanku.., cukupkah bagi kalian?”. Maka kaum Anshar bertakbir, seraya menjawab: “cukup wahai Rasulullah.., sungguh ini anugrah terbesar bagi kami..!”.

Demikianlah ciri pemimpin yang penyantun, mulia dan bijaksana dan kemenangan Hunain menjadi kemenangan kaum muslim di bulan Syawal. Semoga Allah swt menyatukan shaf dan kelompok muslimin yang terpecah belah dalam satu panji yaitu panji Rasulullah saw dan ketaqwaan, kemudian mengikis kebatilan dan menggantinya dengan kemuliaan dan hidayah.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda