PERAN MUSLIMAH MELAWAN KRISTENISASI

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk ( yang benar).....” (QS Al Baqarah : 120).

Secara kuantitas Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, namun secara kualitas umat muslim di negara ini masih tergolong rendah. Tingkat moralitas dan akhlak jauh dari cerminan pribadi muslim ideal. Faktor terpenting yang mempengaruhi keadaan ini adalah rendahnya pemahaman akan Islam itu sendiri, menyebabkan pondasi aqidah yang terbangun sangat rapuh dan mudah goyah.

Rapuhnya aqidah umat Islam menjadi sasaran strategis bagi para Evangelis atau misionaris untuk mulai menyebarkan ajaran Injil. Dengan berbagai cara yang tentunya mengandalkan materiil, maka sangat mudah bagi mereka untuk melancarkan misi mengiring "domba- domba sesat" ke dalam "kandang gereja". Tidaklah mengherankan jika dari tahun ke tahun jumlah umat Islam yang berpindah agama terus meningkat.

Strategi penginjilan pada Zaman penjajahan Belanda secara langsung maupun tidak langsung masih digunakan saat ini karena dinilai masih relevan. Umat Islam benar-benar diuji kesabaran dalam menghadapi hal ini. Setelah sebelumnya umat Kristiani gagal menaklukkan Ambon dan Poso untuk dijadikan kota Injil melalui strategi perang fisik melawan umat Islam. Bukan berarti misi penginjian berhenti sampai di sini saja, melainkan malah menunjukkan peningkatan. Belum lama ini umat Islam Bekasi ‘kecolongan’ dengan adanya aksi pawai dan pembentukan formasi salib yang menjadi simbol perlawanan Kristen-Islam di halaman Masjid Al Barkah, Bekasi.

Melihat fenomena ini tentunya kita sebagai seorang muslimah tidak bisa tinggal diam dan menutup mata tanpa berupaya menangkal pengaruh kristenisasi. Muslimah memiliki peran strategis untuk membentengi umat Islam dari bahaya pemurtadan. Diantara langkah yang bisa diambil adalah:

1. Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu agar bisa berIslam secara kaffah.

“...Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, ‘Kami beriman kepadanya (Al Qur’an), semuanya dari sisi Tuhan kami.’ Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.” (QS Ali imran: 7)

2. Mampu memisahkan yang haq dan batil.

“Katakanlah (Muhammad), tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah waai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.” ( QS Al Maidah:100)

3. Kritis terhadap hal yang terjadi di sekitarnya.

4. Menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada umat Islam lainnya.

5. Memiliki ketakutan hanya pada Allah dan menyandarkan semua padaNya.

6. Bergerak bersama saudara muslim lainnya dalam sebuah jama’ah.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Ali bin Abuthalib, bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah oleh kebatilan yang terorganisir rapi.

Muslimah harus mengambil peran dalam gerakan menangkis kristenisasi sekecil apapun. Karena ini sudah menjadi tugas kita untuk memenangkan agama Islam di muka bumi. Kita hatus menyadari bahwa kebenaran dan kebatilan tidak bisa berdampingan. Jika kebatilan berkuasa maka kebenaran akankalah dan lenyap, begitupula sebaliknya.

(By: Nisa LDK’11)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda